Bandung, 17 Juni 2025 — Pusat Hilirisasi Farmasi Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF ITB) sukses menyelenggarakan kegiatan bertajuk Scientist to Scientist (S2S) Event dengan tema “Cell Culture Application in Drug Discovery”. Acara ini berlangsung di Ruang Edukatorium Lt. 4, Labtek VII, Sekolah Farmasi ITB dan dihadiri oleh 50 peserta terpilih dari berbagai latar belakang akademik dan profesional.
Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi antara SF ITB dengan Thermo Fisher Scientific dan PT Nutrilab Pratama, yang bertujuan untuk memperluas pemahaman dan keterampilan praktis dalam bidang kultur sel, khususnya aplikasinya dalam proses penemuan dan pengembangan obat.
Acara diisi dengan materi yang disampaikan oleh para narasumber yang kompeten di bidangnya:
-
👩🔬 Zi Xin Wong, MBA, M.Com, B.Sc (Hons)
Technical Sales Specialist – Cellular Analysis, Biosciences Division, Southeast Asia & Taiwan, Thermo Fisher Scientific
Membahas prinsip dasar kultur sel, tantangan umum di lapangan, serta teknologi terkini dalam kuantifikasi sel secara otomatis. -
👩🏫 Dr. Maria Apriliani Gani, S.Farm., M.Farm.
Dosen dan peneliti di Sekolah Farmasi ITB
Menyampaikan penerapan kultur sel dalam konteks riset farmasi dan pengembangan obat. -
🎙️ Meutia Diva Hakim, M.Si., M.Eng.
Product Specialist – Cell Culture Division, PT Nutrilab Pratama
Bertindak sebagai moderator yang memandu diskusi dan sesi tanya jawab dengan dinamis.
Tidak hanya sesi teori, peserta juga mengikuti demonstrasi praktik kuantifikasi sel menggunakan Countess, alat penghitung sel otomatis dari Thermo Fisher, yang menjadi highlight dari sesi ini. Peserta berkesempatan melihat langsung bagaimana teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam kultur sel. Antusiasme peserta sangat terasa sepanjang acara, terbukti dari aktifnya sesi diskusi dan minat tinggi terhadap topik yang disampaikan.
Melalui kegiatan ini, SF ITB melalui Pusat Hilirisasi Farmasi terus menunjukkan komitmennya dalam menjembatani ilmu dasar dan aplikasinya di dunia industri serta riset farmasi. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi pemicu kolaborasi yang lebih luas antara akademisi, peneliti, dan pelaku industri di masa mendatang.